makalah panca indera semester dua
TUGAS MAKALAH
“FISIOLOGI PANCA INDERA”
OLEH:
ADELFIANI
C1614201051
STIK STELLA MARIS MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan Kasih Karunianya-Nya kepada saya, sehingga dalam menyusun makalah yang berjudul Fisiologi Sistem Sensoris ini saya mampu mempelajari dengan baik serta menyelesaikannya dengan lancar.
Makalah ini disusun untuk pembaca memperluas pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi sistem sensoris pada manusia. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan, Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.. Terimakasih.
Makassar, 20 Mei 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul ...................................................................................................................1
Kata Pengantar ......................................................................................................2
Daftar Isi ................................................................................................................3
BAB I ( Pendahuluan )
A. Latar Belakang .........................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................4
C. Tujuan Makalah ................................................................................... .4
BAB II ( Isi )
A. Pengertian dan Cakupan Sistem Sensoris ...............................................5
B. Fisiologi Indra Pada Manusia ...................................................................5
1. Indra Penglihatan (Mata) ...............................................................6-9
2. Indra Pendengar (Telinga) .........................................................10-13
3. Indra Pengecap (Lidah) ..............................................................13-15
4. Indra Peraba (Kulit) ....................................................................15-18
5. Indra Pembau (Hidung) ..............................................................18-20
BAB III ( Penutup )
A. Kesimpulan ...........................................................................................21
B. Saran ...................................................................................................22
Daftar Pustaka ..................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem sensoris merupakan salah satu sistem yang penting bagi manusia, karena dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-hal yang ada di dunia ini. Misalkan saat kita makan, kita dapat merasakan apakah makanan itu asin atau manis. Hidup tidak akan menjadi sepi karena kita dapat mendengar alunan nada atau music. Semua rangsangan itu dapat kita rasakan melalui bermacam-macam reseptor yang ada di dalam tubuh kita, lalu dari reseptor akan dikirim ke central nervous system (saraf pusat) kita sebagai sinyal ataupun informasi. Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk ke dalam Sistem Sensoris.
Sistem sensoris sendiri adalah gabungan dari sistem nervous (saraf) dan sistem pengindraan pada manusia. Dimana diawali dengan adanya sensasi yang dapat dideteksi oleh organ-organ lalu berkembang menjadi persepsi yang diproses di saraf pusat.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang tersebut, maka didapatkan rumusan-rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem sensoris ?
2. Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan sistem sensoris ?
3. Bagaimana fisiologi indra pada manusia?
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan-rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai setelah menyusun makalah ini yaitu :
1. Mengetahui dan memahami pengertian sistem sensoris
2. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sistem sensoris
3. Mengetahui fisiologi indra-indra pada ma
BAB II
ISI
A. Pengertian dan Cakupan Sistem Sensoris
Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang berhubungan dengan panca indra. Sistem ini membahas tentang organ akhir yang khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris) dari berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor sensori, merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi dalam dan luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan menjadi sensasi yang nantinya akan diolah menjadi persepsi di saraf pusat.
Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia (panca indera),yaitu penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/penciuman, dan perasa. Berikut adalah penjelasan tentang anatomi dan fisiologi dari kelima sistem indra yang ada di tubuh manusia.
B. Anatomi dan Fisiologi Indra Pada Manusia
Ada lima macam indera yang ada pada manusia yaitu indra penglihat, indra pendengar, indra pengecap, indra peraba dan perasa, dan indra pencium. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi dan fisiologi jalannya impuls dari kelima indra ke sistem saraf pusat.
1. INDRA PENGLIHATAN (MATA)
Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak sensitif cahaya primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya karena ada photoreceptor di dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya, mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem saraf. Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya kamera, tetapi mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf pusat terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik ( nervosa optikus ). Implus saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke otak pada lobus oksipital di serebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor penglihatan dapat merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik.
Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang disebut orbit. Orbit tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum, maksila, sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah dan melindungi mata. Pada orbit terdapat lubang yaitu foramen optic untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik dan fisura orbital superior yang berfungsi untuk saraf arteri otot mata. Bagaian-bagaian mata terdiri dari:
a) Sklera
Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya, kecuali dibagian depan yang transparan yang disebut kornea. Sclera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat melekat otot ekstrinsik.
b) Kornea
kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya transparan, terletak pada bagian depan mata berhubungan dengan sklera. Bagian ini merupakan tempat masuknya cahaya dan memfokuskan bekas cahaya. korena tersusun atas 5 lapisan yaitu epithelium, membrane , buwman, stroma, membrane descemet dan endothelid.
c) Lapisan Koroid
Lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan lapisan yang berpigmen mengandung banyak pertumbuhan darah untuk memberi nutrisi dan oksigen pada sinar. Pada bagian depan koroid membentuk korpus silialis yang berlanjut membentuk iris.
d) Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke anterior, bersambung dengan permukaan lensa anterior. Iris tidak tembus pandang dan berpigmen berfungsi mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata dengan cara merubah ukuran pupil. Ukuran pupil dapat berubah karena mengandung serat-serat otot silkuler yang mampu menciutkan pupil dan serta-serta radikal yang menyebabkan kelebaran pupil.
e) Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai pembuluh darah, transparan dan tidak berwarna. Kapsul lensa merupakan membran ke semifermiabel, tabelnya sekitar 4mm dan diameternya 9mm. Lensa berada dibelakang iris dan ditahan oleh ligamentum yang disebut zonula. Adanya ikatan lensa dengan ligamentum ini menyebabkan 2 rongga bola maka yaitu bagian depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruang bagian depan lensa berisi cairan yang disebut aqueous humor , Cairan ini diproduksi oleh korpus silialis dan ruangan pada bagian belakang lensa berisi cairan vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa pada tempatnya dan dalam bentuk yang sesuai serta memberikan makanan pada kornea dan lensa . Lensa tersusun dari 65% air dan sekitar 35% protein dan sedikit mineral, terutama kalium. Lensa berfokus untuk menfokuskan cahaya yang masuk kedalam retina melalui mekanisme akomudasi yaitu proses penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek secara jelas yang beragam.
f) Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi lapisi 2/3 bola pada bagian belakang. Pada bagian depan berhubungan dengan korpus silialis dioraserata. Retina merupakan bagian mata yang sangat peka terhadap cahaya. Pada bagian depan retina terdapat lapisan berpigmen dan berhubungan dengan koroid dan pada bagian belakang terdapat lapisan saraf dalam. Pada lapisan sel saraf dalam mengandung reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel horizontar dan sel akmagrin.
Ada dua sel reseptor pada retina yaitu sel konus atau sel kerucut dan sel rod atau sel batang. Sel kerucut berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.Kedua pigmen tersebut akan terurai jika terkena sianar terutama pada pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu pigmen pada sel batang berfungsi untuk situasi yang kurang terang atau matahari sedangkan pada pigmen sel kerucut berfungsi lebih pada suasana terang dan berperan dalam penglihatan di siang hari .
Pigmen ungu yang ada pada sel batang disebut dengan rodoksin yang merupakan senyawa protein dan vitamin A apabila terpapar sinar, rodiksi akan terurai menjadi vitamin A pembentukan kembali pigmen tersebut terjadi dalam keadaan gelap yang disebut adaptasi gelap sedangkan pigmen lembayung dari sel kerucut merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan oksin. Pada sel kerucut terdapat 3 macam yaitu sel yang peka terhadap merah, hijau dan biru sehingga sel kerucut dapat menagkap sprektum warna. Kerusakan pada salah satu sel kerucut akan meyebabkan buta warna.
g) Saraf Optic
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.
FISIOLOGI PENGLIHATAN
Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi implus saraf sehingga dapat diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual. Untuk menghasilkan gambar fisual yang tepat dan diinginkan terjadilah proses yang sangat kompleks dimulai adanya gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke mata berkas cahaya yang masuk kemata melalui konjungtiva, kornea, okueus humor, lensa dan fitreurus humor, dimana pada masing-masing tersebut berkas cahaya dibiaskan (refraksi) sebelum akhirnya jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya yang masuk akan diatur oleh iris dengan jalan membesarkan atau mengkecilakan pupil pada iris terdapa 2 otot polos yang tersusun silkuler dan radial yang mampu bergerak dan mengecil membentuk pupil. Agar sinar objek , menghasilakan sinar yang jelas pada retina harus dibiaskan (terjadi proses yang disebut pemfokusan). Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari lensa. Lensa akan mebiaskan cahaya dan membiaskannya. Kemampuan lensa untuk menyusuaikan cahaya dekat atau jauh ketitik retina disebut okumudasi .
Berkas cahaya dari lensa kemudian difokuskan ke retina. Retina merupakan bagian mata veterbrata yang peka terhadap cahaya dan mampu mengubahnya menjadi implus saraf untuk dihantarkan keotak melalui nervuesorticus (nervous cranial 2). Pada retina terdapat lapisan saraf atau neuron yaitu neuron fotoreseptor, neuran difolar dan neuron ganglion. Neuron merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya karena mengandung sel batang (rods dan sel kerucut cones) sel batang mengandung sel redoksin yang khusus untuk penglihatan hitam putih dalam cahaya redup sedangkan sel kerucut berisikan pigmen lembayung yang merupakan senyawa iodoksin yang peka terhadap warna merah, hijau dan biru sehingga dapat mendapat sprektum berwana dalan cahaya tajam yang terang.
Cahaya yang diterima oleh neuron fotoreseptor akan diubah dalam bayangan pertama kemudian akan diubah kembali jadi bayangan ke dua di sel bifolar dan diselanjutnya menjadi bayangan ketiga disel ganglion yang kemudian dibawa kekorteks penglihatan primer untuk dihasilkan visual penglihatan
2. INDRA PENDENGAR (TELINGA)
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Telinga terdiri dari beberapa bagian:
a. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)
Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki Panjang kurang 2,5 cm, berbentuk huruf S. 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kelenjar Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar serumen). 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang (temporal) dan sedikit kelenjar serumen. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang berminyak . MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani
Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi dari berbagai arah kedalam liang telinga, kanalis auditorius berfungsi untuk memproteksi membran timpani dari pada trauma langsung dari luar.
b. Telinga bagian tengah (Kavum timpani)
Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula (tulang-tulang pendengaran) dan eustachius.
1). Membran Timpani
Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang telinga dengan bentuk menyerupai gendang, terletak tepat setelah saluran auditori dan merupakan penerima rangsang fibrasi pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan suara menuju tulang-tulang pendengaran (osikula).
Cavum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu:
Epitimpanum: merupakan cavum timpani bagian atas yang berhubungan dengan antrum dengan aditus adantrum
Mesotimpanum: merupakan cavum timpani bagian tengah
Hipotimpanum:merupakan cavum timpani bagian bawah yang berhubungan dengan tuba eustachius
Pembagian secara fisiologi:
Timpani anterior, terdiri dari: mesotimpani, hipotimpani, tuba auditiva
Timpani posterior, terdiri dari: retrotimpani ( antrum dan selula)
2). Osikula merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga tulang kecil, tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai dan bersambung, dari membran timpani menuju rongga telinga dalam tulang-tulang tersebut adalah:
Malleus (martil)
Incus (landasan)
Stapes (sanggurdi)
yang berfungsi untuk mengalirkan getaran suara ke rongga telinga dalam. Yang letaknya melekat pada bagian dalam membra timpani. Antrum timpani merupakan rongga tidak teratur yang agak luas, terletak dibagian bawah samping dari kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa, merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut Sellula Mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum, di dalam tulang temporalis. Tuba auditiva eustaki. Saluran tulang rawan yang panjangnya 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.
3). Saluran eustacius merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah yang menjorok menghubungkan telinga dengan faring saluran eustacius akan tertutup jika dalam keadaan biasa dan akan membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di dalam telinga tengah dengan udara luar akan seimbang. Dengan begitu, cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan udara dapat dihindari.
Fisiologi dari telinga bagian tengah, membran timpani berfungsi memfokuskan bunyi yang masuk dalam liang telinga dan berfungsi sebagai amplifier. Tulang-tulang pendengaran berfungsi dengan sistem daya pengungkit atau tuas untuk meningkatkan amplifikasi dari bunyi suara yang menggetarkan membran timpani.
c. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa rongga yang menyerupai saluran-saluran, yaitu vestibula, tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler, dan koklea (rumah siput)).
1). Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang berfungsi sebagai pintu penghubung antar bagian-bagian telinga.
2). Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler), yaitu saluran superior, posterior dan lateral.ketiga saluran ini saling membuat sudut tegak lurus satu sama lain. Pada salah satu ujung saluran terdapat penebalan yang di sebut ampula. Saluran semi serkuler berfungsi untuk membantu otak dalam mengendalikan keseimbangan, dan kesadaran akan kedudukan tubuh kita.
3). Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput. Belitan-belitan tersebut melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan di sebut modiolus dalam koklea terdapat jendela oval (vanestra vestibuli) yang menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam, dan jendela melingardan (fanestra kokhlea) yang berfungsi sebagai reseptor suara.
Selain itu, di dalam koklea juga terdapat cairan limfe. Cairan tersebut bergetar jika ada bunyi, getaran tersebut merangsang ujung-ujung saraf pendengaran (nervus auditori) oleh ujung-ujung saraf pendengaran diteruskan ke otak untuk ditafsirkan sebagai suara.
3. LIDAH
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.
Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla.
Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah dapat menerima rangsangan rasa suatu zat dalam bentuk larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah dan dibasahi dengan ludah terlebih dahulu agar dapat dinikmati rasanya. Makanan yang sudah mengalami proses pencernaan di rongga mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut masuk ke dalam bentuk impuls saraf ke saraf gustatori, kemudian meneruskannya ke otak.
FISIOLOGI LIDAH
1.Substansi yang dirasakan harus berbentuk cairan atau larut dalam saliva.
2. Kuncup pengecap bekerja sama dengan reseptor pada rambut pengecap
Sensasi Rasa:
1.Kuncup pengecap yang sensitive terhadap rasa manis terletak di ujung lidah
2.Substansi asam dirasakan terutama di bagian samping lidah.
3.Substansi asin dapat dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul di bagian samping lidah.
4. Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di bagian belakang lidah.
Bagian-Bagian Lidah
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideusdi tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1). papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;
2). papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah;
3). papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Letak masing-masing rasa berbedabeda yaitu :
1). Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
2). Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
3). Rasa Asam = Lidah Bagian Samping
4). Rasa Pahit = Lidah Bagian Belakang
4. INDRA PERABA (KULIT)
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
1). Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):
(a). Stratum Korneum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
(b). Stratum Lusidum, berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
(c). Stratum Granulosum, ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans ,Stratum Spinosum, terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilame tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
Stratum Basale (Stratum Germinativum), terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).
2). Dermis
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “TrueSkin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
(a). Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
(b). Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Dermis mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis: struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.
3). Subkutan
Subkutan merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutan/ hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.
Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf telanjang, saraf yang melebar, serta ujung saraf yang terselubung.
5. INDRA PENCIUM/PEMBAU (HIDUNG)
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). Seperti pada penglihatan warna (hanya memiliki tiga reseptor wama dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam-macam), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor. Namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau atau sistem olfaction biasa juga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor. Benda kimia yang dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair (lendir) yang terdapat pada cilia yang menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka hal tersebut menunjukkan bahwa makin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan lemak (konsentrasi penguapannya tinggi) .
FISIOLOGI PENCIUMAN
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris tersebut , di ketahui dalam sistem sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di mana di jelaskan bagaimana mekanisme kerja panca indra tersebut dan bagian-bagian organ yang bersangkutaan, sistem sensoris meliputi:
1. Sistem indra penglihatan (mata)
2. Sistem indra pendengar (telinga)
3. Sistem indra pembau (hidung)
4. Sistem indra pengecap (lidah)
5. Sistem indra peraba (kulit)
Dalam sistem sensoris ini
Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.
Indra penglihatan (mata) yaitu organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk trandsuksi. Mata terdiri dari beberapa komponen utama, sebagai berikut. Aqeuos humor, korpus siliais, bintik buta, fovea, iris, kornea, koroid, lensa, ligamentum suspensorium, makula lutea, neuron bipolar ,otot siliaris, pupil, retina, saraf optikus, sel batang, sel ganglion, sel kerucut, sklera, vitreus humor.
Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori sebagai reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin), serta rasa sakit.
Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap.
Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.
B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa Anatomi Fisiologi Sensori (Anatomi Fisiologi Sistem Pengelihatan dan Pendengaran) sangat penting bagi kehidupan kita, dengan adanya panca indra kita dimudahkan dalam menjalankan aktifitas kita. Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena penulis masih dalam proses pembelajaran. Dan yang penulis harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Koes irianto. 2012.Anatomi dan fisiologi untuk Mahasiswa. Jakarta:Penerbit Alfabeta.
Syaifuddin, H. 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Karisna, I Made. 2009. “Panca Indra Manusia”, Tugas Akhir Sains. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
http://ps-dasar.lab.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/Indera-Penciuman-dan-Indera-Pengecap.pdf
Komentar
Posting Komentar